oleh Hermawan Kartajaya
"Can You Practice What You Preach,
And Would You Turn The Other Cheek?"
- Where Is The Love, Black Eyed Peas -
***
Saya merasa terhormat ketika diundang untuk
berceramah bersama dengan KH Abdullah Gymnastiar.
Bagi saya, Aa Gym adalah asset nasional. Dan kalau
orang di seluruh dunia tahu, sebetulnya Aa Gym
sudah merupakan asset dunia.
Karena itu ketika saya mendapat undangan untuk
mengisi ceramah bersama Aa Gym, saya langsung
membentuk tim di MarkPlus&Co yang terdiri dari
teman - teman Muslim. Saya minta mereka
mempelajari buku - buku Aa Gym, berkonsultasi
dengan pakar bisnis Islam, dan mempelajari kitab
suci untuk memperkaya konsep yang sedang saya
kembangkan.
Inilah konsep Compassionate Marketing yang pertama
kali saya share bersama Aa Gym di Bandung beberapa
waktu yang lalu.
Saya melihat, dengan berkembangnya IT yang semakin
meningkat, informasi semakin banyak, ternyata
orang menjadi semakin bingung. Tidak seperti yang
dulu diharapkan, kalau informasi semakin banyak,
kita semakin pasti. Akibatnya, sekarang orang
lebih membutuhkan spiritualitas dari pada dulu.
Dalam pikiran saya ada tiga era perkembangan
spiritual.
Era pertama ketika orang melakukan polaris, antara
spiritual itu sendiri dan bisnis. Saya masih ingat
ada salah satu bos yang tidak perlu saya sebutkan
namanya. Dia adalah salah satu bos besar dalam
bisnis di Indonesia. Bos ini mengatakan pada saya,
"Hermawan, kalau kamu mau berbisnis, jangan
berpikir soal agama. Bisnismu itu di kiri, agama
itu di kanan. Kalau kamu mau mendalami agama,
pelajarilah betul - betul, jadilah kiai, jadilah
pendeta, jadilah biarawan." Inilah yang saya sebut
sebagai era pertama ketika orang benar- benar
memisahkan antara urusan spiritual dengan urusan
bisnis.
Kemudian muncul era kedua, yang dimulai ketika
keadaan makin tidak menentu. Ketika lanskap bisnis
semakin berubah terus, tidak stabil, orang mulai
bingung, orang mulai melakukan yang namanya
balancing. Mereka berbisnis dengan cara dunia,
mereka tidak segan - segan meminta - minta,
berkolusi ataupun melakukan tindakan - tindakan
yang tidak etis. Tidak malu - malu, karena pada
umumnya semua pebisnis melakukan hal seperti itu.
Bahkan kalau pebisnis tidak melakukan hal seperti
itu, mereka dianggap bukan pebisnis.
Namun ada sejumlah pebisnis yang menyumbangkan
sebagian hasil binisnya yang dilakukan secara
kurang etis tersebut untuk kepentingan spiritual.
Jadi semacam Robin Hood. Di era tersebut orang
akan berpikir, saya binisnya boleh menyuap, boleh
menerima hasil korupsi asal uangnya disumbangkan
lagi untuk kegiatan - kegiatan kemanusian, social
dan keagamaan.
Saya melihatnya era ini sudah berlalu. kita mesti
masuk pada era ketiga, bukan lagi era balancing
tetapi masuk pada era integration. Menurut
pendapat saya sekarang sudah tiba saatnya, bahwa
kita harus melakukan 100% bisnis, 100% spiritual.
Jadi tidak perlu lagi ada polarisasi : kalau saya
berbisnis, tidak perlu spiritualitas, kalau saya
mandalami spiritualitas, tidak boleh lagi
berbisnis. Atau dengan cara kedua, balancing, saya
berbisnis dengan cara yang tidak spiritual. Boleh
korupsi asal hasilnya saya sumbangkan untuk
kegiatan spiritual.
Menurut saya, sekarang the ultimate stage adalah
stage ketiga. Kita bisa melakukan 100% bisnis dan
spiritual sekaligus. Dan kalau kita persempit
dalam dunia marketing, orang akan bertanya-tanya,
apa bisa kita menjalankan 100% marketing 100%
spiritual?
Keraguan ini muncul karena banyak orang salah
mengerti, yang dimaksud dengan marketing hanyalah
selling. Dan kebanyakan salesman adalah orang yang
omong besar dan manis. Yang dijanjikan seperti
ini, tapi yang diserahkan bukan itu. Hal ini
membuat banyak orang salah mengerti. Marketing
diidentikkan dengan selling. Sedangkan selling itu
diidentikkan dengan cheating. Ini yang keliru!
Kalau kita telusuri lebih mendalam akar-akar
marketing yang sebenarnya, saya menemukan sepuluh
hal yang saya pikir sama sekali tidak boleh
dipertentangkan, bahkan tidak boleh diseimbangkan,
tetapi harus diintegrasikan dengan nilai-nilai
spiritual. Dari telusuran saya bersama tim,
ternyata di dalam Kitab Suci dan Hadist banyak
sekali ditemukan nilai-nilai spiritual dalam
bisnis. Perkenankanlah saya untuk mengutarakan
konsep "The 10 Credos of Compassionate Marketing"
berikut ini satu per satu, mudah-mudahan ada
inspirasi untuk kita semua.
PRINSIP # 1
LOVE YOUR CUSTOMER, RESPECT YOUR COMPETITOR
Cintailah pelanggan Anda, dan hormatlah pada
competitor Anda. Tim saya menemukan ada disuatu
hadist: "Allah tidak akan berbelas kasih pada
seseorang bila ia tidak mengasihi sesamanya,"
Hadist riwayat Bukhari, dan Thabrani. Dan tim saya
juga menemukan suatu quotation, "Dan janganlah
sekali-sekali kebencianmu terhadap kamu untuk
berlaku tidak adil," Al Qur'an surat Al Maidah :
8.
Aa Gym sudah jelas mengatakan, mengapa harus takut
bersaing? Bersaing itu bagus. Kalau tidak ada
lawannya kita selalu menjadi juara, tapi apa
artinya juara? Bagi orang marketing kita harus
melihat hal-hal sebagai berikut :
Pertama, competitor akan memperbesar pasar, sebab
tanpa competitor industri tidak akan berkembang.
Sebagai contoh, orang yang menjual martabak di
suatu tempat, kalu tidak ada orang yang menjual
martabak di sebelah-sebelahnya, maka pasar
permartabakan mungkin tidak akan besar. Jadi your
competitor will increase your market.
Kedua, competitor Anda sebetulnya perlu
dibenchmark, mana yang bagus dan mana yang jelek.
Yang bagus harus ditiru, namanya benchmarking.
Dalam istilah manajemen, mempelajari competitor
itu tidak ada yang salah, malah dianjurkan.
Ketiga, kalau Anda tahu competitor Anda melakukan
strategi, barangkali belum tentu Anda harus meniru
dia. Ada yang perlu ditiru, tapi justru ada yang
harus dilakukan diferensiasi, yakni dengan
menciptakan hal yang berbeda dengan apa yang telah
dimiliki oleh competitor.
PRINSIP # 2
BE SENSITIVE TO CHANGE AND BE READY TO TRANSFORM
Dunia tidak akan selamanya seperti ini. Lanskap
bisnis akan terus berubah. Kompetisi yang semakin
sengit tidak mungkin dihindari lagi. Globalisasi
dan teknologi akan membuat pelanggan semakin
pintar. Kalau kita tidak sensitive dan tidak
cepat-cepat mengubah diri, maka kita akan habis.
Tim saya menemukan, "Sesungguhnya Allah tidak
mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka akan
mengubah keadaan yang ada pada mereka sendiri," Al
Qur'an Surat Ar - Ra'd : 11.
Dan saya ingat cerita yang indah Nabi Nuh yang
dibisiki Tuhan bahwa akan ada banjir besar, tapi
Nabi adalah orang yang sensitif. Lalu Nabi Nuh
membuat kapal. Kita bukan Nabi, tidak munngkin
Tuhan itu dengan gampang membisiki kita kalau kita
tidak sangat dekat dengan Tuhan. Karena itu kita
harus mendekatkan diri pada Tuhan secara terus
menerus mengasah sensitifitas terhadap perubahan,
sehingga kita lebih siap menghadapi persaingan.
PRINSIP # 3
GUARD YOUR NAME, BE CLEAR AND WHO YOUR ARE
Aa Gym sebelumnya telah mengatakan dengan jelas
tentang pentingnya menjaga nama baik. Menjadi
koruptor termasuk orang yang tidak bisa menjaga
nama baik. padahal di dalam marketing diajarkan,
"brand name is every thing". Seringkali orang
membeli barang yang brand name bagus, walaupun
secara kualitas, barang tersebut sama dengan yang
lain. Guard your name be clear of who your are.
Tim saya melihat, menyelidiki, dan memaparkan
kepada saya bahwa sebelum diangkat menjadi rasul,
profesi Nabi adalah berdagang yang dia lakukan
sejak usia 12 tahun. Dalam berdagang Nabi dikenal
jujur sehingga mendapat julukan Al Amien. Mister
Clean, Mister Trusty. Jadi dengan demikian Nabi
Muhammad sudah memberikan contoh, bahwa
positioning dan diferensiasinya berbeda disbanding
dengan pedagang-pedagang lain.
PRINSIP # 4
CUSTOMER ARE DIFFERS, GO FIRST TO WHOM REALLY NEED
YOU
Sebetulnya ini adalah prinsip segmentation. Anda
tidak perlu pergi ke semua orang yang businessman,
tetapi pergilah ke orang yang betul-betul
membutuhkan Anda. Tim saya menemukan ayat : "Hai
manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan perempuan, dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya
saling kenal mengenal," Al-Qur'an Surat Al
Hujuraat : 13
Jadi kita berbisnis harus menetukan siapa target
pasar kita. Be honest kalau Anda tidak bisa
melayani suatu segmen karena Anda tidak mampu,
jangan masuk ke situ. Layanilah orang-orang yang
betul-betul menjadi priority target market Anda.
PRINSIP # 5
ALLWAYS OFFER GOOD PACKAGE AT A FAIR PRICE
Dalam prinsip ini, kita tidak boleh menjual barang
jelek dengan harga yang tinggi, Sekali lagi tim
saya menemukan kata - kata yang sangat bagus
sekali, "Tidak dihalalkan bagi seorang muslim
menjual barang yang cacat, kecuali ia
memberitahukannya," Hadist Riwayat Ibnu Majjah dan
Ibnu Hambali.
Saya juga membaca sendiri cerita di mana Nabi
Muhammad menemukan ada seorang pedagang menjual
jagung basah yang ditaruh tersembunyi. Nabi
menyuruh pedagang itu menaruh jagung tersebut di
luar supaya orang tahu kalau jagung itu basah.
Dan karena itu saya pikir, marketing yang benar
adalah marketing yang fair, di mana harga dan
produk harus sesuai. Kalau kita menipu orang
dengan memberikan produk yang jelek lama-lama akan
ketahuan dan akhirnya kita akan ditinggalkan
orang. Nabi sudah mengajarkan itu sejak dulu
ketika beliau masih menjadi seorang pedagang.
PRINSINP # 6
ALWAYS MAKE YOURSELF AVAILABLE, AND SPREAD THE
GOOD NEWS
Pada dasarnya, marketing harus menyebarkan kabar
gembira, tapi kabar gembira yang baik. Tim saya
menemukan suatu kata-kata yang bagus, "Ketika
Rasulullah mengutus sahabatnya untuk menyelesaikan
suatu urusan, beliau akan bersabda, sampaikanlah
kabar gembira dan janganlah menakut-nakuti, serta
permudahlah jangan mempersulit," Hadist riwayat
Abu Musa ra. Tim saya juga menambahkan, pada Al
Qur'an terdapat ayat: "Dan tiadalah Kami mengutus
kamu melainkan rahmat bagi semesta alam," Al
Qur'an surat Al Anbiyaa : 107.
Bagi saya, marketing adalah good news. Anda jangan
menjual dengan menodong, janganlah menjual dengan
surat rekomendasi. Kalau Anda melakukan monopoli,
atau mendapatkan proyek dengan surat rekomendasi
pejabat, ya mereka akan membeli tapi karena
todongan. Dan yakinlah, hal itu tidak akan
bertahan lama.
PRINSIP # 7
GET YOUR CUSTOMER, KEEP, AND GROW THEM
Sekali Anda mendapatkan pelanggan, peliharalah
hubungan yang baik dengan mereka. Anda harus
memastikan bahwa mereka selalu puas dengan layanan
yang Anda berikan, sehingga mereka menjadi loyal
kepada Anda. Ini yang namanya keep the customer.
Keep the customer saja tidak cukup, seterusnya
Anda juga harus grow the customer. Artinya, Anda
harus meningkatkan value yang Anda tawarkan
sehingga pelanggan berkembang, maka otomatis value
yang Anda terima dari mereka juga akan berkembang.
Tim saya menemukan kata - kata yang juga sering
dikutip oleh Aa Gym : "Barang siapa ingin
dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya,
maka hendaklah dia bersilahturahmi," Hadist
riwayat Muttafaqun Alaih. Itu yang dinamakan
customer relationship marketing atau apa yang kita
sebut CRM.
PRINSIP # 8
WHATEVER YOUR BUSINESS, IT IS A SERVICE BUSINESS
Service business bukan hanya diterapkan pada
bisnis hotel. Service business bukan hanya
diterapkan pada bisnis retoran, tapi whatever your
business Anda harus mempunyai jiwa melayani
pelanggan.
Tim saya menemukan lagi: "Karena tangan yang di
atas atau yang memberi lebih utama dari tangan
yang dibawah, atau yang menerima. Dan mulailah
dengan orang yang kau tanggung," Hadist riwayat
Abu Hurairah ra. di dalam marketing, customer
satisfaction Anda tidak melakukan marketing.
PRINSIP # 9
ALWAYS REFINE YOUR BUSINESS PROCESS IN TERM OF
QUALITY, COST, AND DELIVERY
Tugas sebagai marketer adalah untuk selalu
meningkatkan QCD : Quality, Cost, and Delivery.
Kasihan pelanggan kalau kita memberikan barang
yang rongsokan.
Tim saya menemukan: "Dan penuhilah janji, karena
janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya," Al
Qur'an Surat Al Israa: 34. Saya membaca, di dalam
Islam, dilarang melakukan tadlis, yaitu penipuan.
Dalam bisnis, penipuan itu banyak macamnya, baik
yang menyangkut kualitas, kuantitas, dan waktu
penyerahan serta harga.
PRINSIP # 10
GATHER RELEVANT INFORMATION, BUT USE WISDOM IN
FINAL DECISION
Prinsip ini mengingkatkan kita untuk terus menerus
belajar, belajar, dan belajar. Karena dunia ini
berubah terus, Anda tidak bisa menjadi
businessman, atau seorang marketer yang hanya
menggunakan pendekatan-pendekatan lama, walaupun
pendekatan itu dulunya bagus. Tapi sekarang,
pendekatan-pendekatan itu harus terus-menerus
diubah atau diperbaharui.
Tim saya menemukan bahwa: "Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat," Al Qur'an surat Al Mujadalah : 11
Menurut tim saya, dalam hadist juga disebutkan
bahwa," Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi muslim",
Hadist riwayat Ibnu Majjah dan Baihaqi. Bahkan
Nabi pernah bersabda "Tuntutlah ilmu walau sampai
ke Negeri Cina."
Saya belum berani mengatakan bahwa saya berbisnis
dengan jujur itu karena iman, karena saya merasa
iman saya belum sekuat Aa gym. Tapi dalam bahasa
marketing, saya sering mengatakan begini kepada
140 orang anak buah saya, MarkPlus&Co harus
benar-benar menjadi konsultan yang mendapatkan
proyek tidak boleh menyuap.
Dan saya berani menjamin bahwa dalam mendapatkan
klien, MarkPlus&Co selalu mendapatkan proyek
dengan bersih, termasuk di banyak BUMN. Setiap
saat saya selalu menekankan pentingnya kejujuran.
Kalau harus sampai kalah dalam tender, tidak
menjadi masalah, karena kita sudah berani bermain
secara fair. Tetapi saya belum berani mengatakan
bahwa hal itu karena iman, tapi lebih karena apa
yang kita sebut sebagai diferensiasi.
Di dalam marketing kita mengatakan bahwa to be
different is very important, jadi jangan menjadi
me too atau peniru. Sebetulnya ajaran marketing
terbesar bukan berarti berjualan dengan menipu.
Ajaran marketing terbesar adalah kenalilah
competitor Anda, dan jadilah different. Dan
jagalah diferensiasi Anda kepada pelanggan
sehingga mereka menghargai diferensiasi Anda. Dia
membeli dengan jujur. Dia membeli dengan senang.
MarkPlus&Co sudah dikenal barangkali karena sudah
15 tahun berkiprah di Indonesia. MarkPlus&Co
menjadi pioneer marketing sejak 15 tahun yang
lalu, ketika Pak Harto masih memiliki power. Saat
itu tidak ada orang yang percaya pada marketing,
karena berbisnis itu gampang asal dekat dengan
kekuasaan.
Tetapi kondisi persaingan telah membuat orang
butuh marketing. Karena MarkPlus&Co yang memulai
terlebih dahulu, dari positioningnya jelas, tidak
boleh menyuap dalam bentuk apapun. Akhirnya semua
orang tahu. Jadi orang yang menghubungi kami sudah
tahu, walaupun dia kepala proyek dia tidak bakal
mendapatkan apa-apa. Kalau dia menginginkan
sesuatu dari proyeknya karena kebetulan dia
memegang anggaran besar, tak mungkin mereka minta
dari kami.
Saya melihat tren dunia sebetulnya juga ke arah
itu. Walupun mungkin terdapat 70% atau bahkan
lebih orang yang melakukan bisnis dengan mengikuti
arus. Di dalam bisnis internasional, kita harus
belajar dari kasus keterpurukan Enron.
Good Corporate Governance (GCG) saat ini sudah
menjadi syarat mutlak perusahaan, apalagi
perusahaan public. Kalau perusahaan tidak
menjalankan GCG dengan bagus, tidak transparan
kepada shareholder, main-main di belakang dengan
melakukan pembukuan ganda dan sebagainya, maka
harga sahamnya akan turun.
Dan pada waktu kami beberapa tahun yang lalu
diminta membantu sebuah bank syariah untuk
merancang strategi marketingnya, ketika bank
syariah untuk pertama kalinya dibuka untuk umum,
saya percaya bahwa bank syariah sesudah momen
krisis ini saatnya muncul. Hal ini mengingat
positioning dari bank syariah sebagai bank yang
jujur, bank yang menerima simpanan orang tetapi
diusahakan secara jujur, dan keuntungan bersama.
Karena itu sekarang kita lihat di Indonesia bank
syariah itu berkembang dengan pesat. Itu berkaitan
dengan kebutuhan setiap orang untuk berhubungan
dengan bank-bank yang jujur. Jadi menurut
keyakinan saya, sudah saatnya kita melakukan
bisnis dengan dilandasi semangat spiritual. Jadi
100% bisnis, 100% spiritual, bukan balancing,
bukan juga polaris, tetapi integrasi antara bisnis
dan spiritual.
Kalau kita betul-betul menjalankan integrasi,
menjalankan bisnis kita dengan cara jujur, secara
iman mungkin seperti yang dikatakan Aa Gym, akan
mendapatkan rezeki dari Tuhan. Tetapi secara
marketing benar, karena kita sedikit dari sekian
orang yang melakukan itu. Kita akan menjadi
different, menjadi semacam berlian dalam Lumpur.
Terakhir saya ingin menambahkan, bahwa semua topik
yang menjadi tema Aa Gym keyword-nya adalah hati.
Hati yang bening hati yang bersih, karena hati
kelihatannya sudah banyak yang hilang untuk saat
ini.
Dan itu bukan cuma tren Indonesia atau tren
agama-agama tertentu tapi saya kira tren
universal. Sehingga salah satu lagu yang menjadi
hit di dunia dinyanyikan oleh kelompok Black Eyed
Peas, anak-anak muda dengan gaya R&B berjudul
"Where is the love." Dimanakah cinta? Katanya,
kebenaran masih tersimpan di bawah karpet, jika
kita tidak mengerti tentang kebenaran, maka kita
tidak akan pernah menemukan cinta.
Kebenaran, cinta dan moralitas, bermuara pada
hati. Mudah-mudahan kali ini Anda menemukan hati
itu kembali. Dan mulai berbisnis dengan hati.
Sumber:
The 10 Credos of Compassionate Marketing oleh
Hermawan Kartajaya