Senin, 14 September 2009

Menilik Internet Marketing Dari Dekat



Tidak dapat dipungkiri lagi, masa depan internet marketing secara global sangat cerah. Penelitian terakhir dari Forrester Research (lembaga riset teknologi independen yang berpusat di Cambridge, Massachusetts) mengungkapkan bisnis internet marketing yang saat ini bernilai 95 milyar US$, diperkirakan pada tahun 2008 pertumbuhannya akan mencapai 230 milyar US$. Artinya dalam kurun 3 tahun mendatang pertumbuhan internet marketing meningkat sekitar 140%.

Di negara maju, internet telah digunakan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya. Internet telah mentransformasi transaksi dan promosi bisnis konvensional. Optimalisasi pemanfaatan internet bukan saja dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar, tetapi juga pemilik usaha kecil dan menengah, bahkan usaha individual.

Sedangkan di negara berkembang, internet baru digunakan sebatas untuk akses informasi dan berkomunikasi. Untuk pengembangan bisnis, baru perusahaan-perusahaan besar saja yang mengoptimalisasi penggunaannya.

Oleh sebab itu, pada Desember 2003 lalu, Indonesia turut menandatangani deklarasi World Summit on the Information System (WSIS) di Geneva. Deklarasi yang bertujuan menyempitkan kesenjangan negara maju dan berkembang tersebut, menyatakan komitmen mewujudkan target akses internet pada 50% penduduk dunia di tahun 2015.

Saat ini, menurut data Internet World Stats hingga bulan Maret 2005, baru sekitar 7% penduduk Indonesia atau 15,3 juta orang yang menjadi pengguna internet. Sedangkan jika diasumsikan pada tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia mencapai 250 juta jiwa, berarti penetrasi internet sekurangnya harus menjangkau 125 juta orang. Artinya dalam waktu 10 tahun ke depan, pertumbuhan internet harus melebihi 700%.

Ini berarti pe-er besar bukan saja untuk pemerintah, tetapi juga sektor swasta dan masyarakat. Tidak saja dari segi infrastruktur dan teknologinya, tetapi juga peraturan perundangan dan regulasi yang berkaitan dengan teknologi informasi serta bisnis yang terkait dengannya juga perlu dipersiapkan.

Menilik data IDC (lembaga riset industri teknologi dan telekomunikasi global) April 2004, ada lebih dari 1,9 juta UKM (Usaha Kecil Menengah) yang mewakili 99,97% dari jumlah total perusahaan yang ada di Indonesia. Namun, baru 27% UKM yang menerapkan komputerisasi. Hal ini membuat Indonesia berada di urutan kedua terendah untuk komputerisasi UKM di Asia Pasifik. Bandingkan dengan Thailand (57%), Filipina (57%) dan Malaysia (61%).

Artinya jangankan komputerisasi dan akses internet, kesadaran mengembangkan bisnis melalui internet marketing pada masyarakat Indonesia saja masih sangat rendah. Padahal jika kesadaran internet marketing ini tumbuh, UKM yang ada Indonesia bisa mengembangkan pasarnya ke mancanegara dan memaksimalkan keuntungan mereka dengan biaya yang relatif sedikit dibandingkan mengembangkan bisnis secara konvensional. Dan seandainya UKM ini berhasil mengembangkan bisnisnya ke pasar global, berarti juga pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan rakyat juga semakin meningkat.

Di Indonesia, internet marketing akhir-akhir ini menjadi banyak pembicaraan orang. Kebetulan saya merupakan salah satu praktisi pebisnis online yang sering diperbincangkan oleh banyak media masa. Bahkan juga memicu kontroversi atas `kesahan' bisnis yang saya jalani. Kontroversi ini sempat mendorong Amalia E. Maulana menulis artikel berjudul "Evaluasi Bisnis Anne Ahira" dalam majalah SWA (Edisi 09/28 April-11 Mei 2005). Dalam analisa yang tajam dan cerdas dari seorang kandidat doktor marketing dari UNSW Australia ini, terungkap kekhawatiran kontroversi ini akan berbuntut pada nama buruk internet marketing itu sendiri dan berakibat pada terhambatnya penetrasi internet di Indonesia.

Selama ini memang banyak orang yang menganalisa tanpa bukti yang kuat ataupun mengerti tentang internet marketing itu sendiri di `forum tidak resmi' seperti mailing list dan blog. Hal itu menjadi tantangan bagi saya untuk memberikan informasi lebih jelas kepada masyarakat luas agar tidak salah mengerti tentang internet marketing secara global dan khususnya terhadap apa yang saya kerjakan.

Sebenarnya internet marketing dapat diterapkan bukan hanya oleh UKM yang menghasilkan produk dan jasanya secara swadaya. Individu- individu dari berbagai profesi pun sebenarnya bisa menciptakan produk atau jasa sendiri dan memasarkannya di internet. Di Amerika misalnya, teman saya, Jermaine Griggs, seorang guru piano bisa berpenghasilan ratusan ribu dollar dari bisnis online. Dia menjual paket tutorial bermain piano dengan metode mendengarkan yang mudah dipelajari oleh segala usia dan tidak memerlukan pengalaman bermusik.

Contoh lainnya adalah seorang mahasiswa perfilman yang berusia kurang dari 30 tahun menjadi online entrepreneur sukses berkat bukunya "Selebrity Black Book". Dari hobinya berburu merchandise yang ditandatangani para selebriti, dia kemudian menulis buku yang berisi puluhan ribu alamat kontak selebriti, olahragawan, pemimpin dunia, serta orang-orang terkenal lainnya. Target yang ditujunya adalah para fans, organisasi nirlaba yang membutuhkan merchandise selebriti untuk dilelang, atau perusahaan-perusahaan yang memerlukan endorsement penjualan produk dari selebriti.

Masih banyak lagi cerita-cerita sukses pebisnis online yang dalam waktu dekat akan saya luncurkan di Asian Brain Internet Marketing Center, yang akan menjadi pusat pembelajaran internet marketing secara online pertama di Indonesia. Diharapkan cerita-cerita sukses pebisnis online kelas dunia dan strategi bisnisnya bisa menjadi role model bagi masyarakat Indonesia yang hendak terjun ke bisnis online.

Sedangkan bila seseorang yang ingin terjun di bisnis online namun tidak memiliki produk atau jasa untuk dijual, sebenarnya masih bisa berpeluang memperoleh penghasilan yaitu dengan mengikuti program affiliate. Pada intinya, program ini bertujuan memberi persentase hasil penjualan kepada seseorang jika dia berhasil menjual produk atau jasa suatu affiliate merchant (pemilik produk/jasa yang dipasarkan). Pembayaran komisi ini tergantung dari penawaran dan perjanjian antara seorang affiliate marketer dengan affiliate merchant. Ada yang berupa pay per sale, pay per lead, pay per click, pay per search, ataupun kombinasinya (hybrid program).

Salah satu contoh bentuk program affiliate adalah www.YouTheGenius.com. Di situs ini, saya memasarkan `brain gym' yang diciptakan Dr. Jill Ammon Wexler, seorang psikolog yang pernah menjadi konsultan di Pentagon dan US Presidential Commision.

Selain itu, situs-situs pribadi dan weblog atau blog yang sekarang tengah mewabah di kalangan pengguna internet juga bisa berpeluang memberikan penghasilan bagi pemiliknya. Caranya dengan memberikan ruang bagi sponsor ataupun sponsor link (adsense) yang didukung oleh search engine. Memang komisi yang diberikan oleh search engine ini adalah komisi `recehan' (kalau tidak mau menyebutnya sangat kecil).

Tetapi jika situs tersebut memiliki traffic yang tinggi dan bisa membidik target market yang tepat, dari pengalaman saya penghasilan yang bisa didapatkan bisa mencapai lebih dari 10 juta rupiah per bulan.

Dan jika seorang blogger bisa menciptakan blog yang `menjual' seperti `ArtOfSpeed', `Jalopnik' dan `Gizmodo' yang dibuat blog publisher Gawker Media, bukan tidak mungkin bisa menarik sponsor sekelas Nike dan Audi. Kabarnya, nilai sponsor deal ini mencapai $ 25,000 per bulan. Jelas ini menunjukan bahwa internet marketing merupakan peluang bisnis yang bagus jika kita tahu bagaimana cara menjalankannya.

Jenis bisnis online lainnya selain `affiliate program' adalah e-N.etwork marketing atau e-M.LM. Jenis bisnis inilah yang sering memicu kontroversi, termasuk terhadap bisnis yang saya jalani. Belakangan memang saya gencar diliput berbagai media massa dan yang paling banyak dibicarakan adalah bisnis N.etwork marketing saya.

Jika Amalia E. Maulana menilai seharusnya saya menyebut bisnis N.etwork marketing yang saya jalani sebagai e-M.LM, itu memang benar. Karena saya memasarkan bisnis N.etwork marketing ini melalui internet. Tetapi saya selalu menyebut profesi saya sebagai internet marketer dan jenis bisnis saya adalah internet marketing. Karena saya menjalankan berbagai macam bisnis, bukan hanya e-M.LM, tetapi juga affiliate business. Saya juga menjadi konsultan bagi mereka yang hendak memasarkan produknya di internet dan menjadi pembicara seminar yang diadakan secara online conference ke berbagai negara khususnya tentang affiliate tips dan online marketing strategy.

Setiap kali saya diwawancara oleh media massa, saya selalu menjelaskan secara gamblang apa saya kerjakan. Bahkan saya sering mengajak wartawan untuk duduk bersebelahan dengan saya dan memperlihatkan kepada mereka kegiatan online saya. Mereka paham yang saya kerjakan meliputi berbagai macam bisnis online, sehingga cocok dikatakan sebagai internet marketing. Tidak jarang media menyebutkan bisnis yang saya kerjakan ada dua macam, yaitu affiliate marketing dan N.etwork marketing.

Sedangkan jika berbicara tentang salah satu bisnis saya, tentu tidak akan terlepas dari FFSI (F.inancial F.reedom Society Inc.). Karena produk dan jasa yang saya pasarkan adalah berasal dari perusahaan yang telah berdiri selama 8 tahun di Amerika. Perusahaan ini didirikan oleh Kelly Reese, seorang konsultan keuangan dan praktisi bisnis yang telah berpengalaman lebih dari 30 tahun. Kelly Reese melihat fenomena kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola keuangan dan waktu yang baik. Sehingga banyak orang yang hidupnya setiap bulan dari tagihan ke tagihan. Bahkan tak jarang faktor keuangan juga menjadi pemicu retaknya rumah tangga dan penyebab kebangkrutan suatu bisnis.

Oleh sebab itu, FFSI mempunyai misi memperbaiki kesehatan keuangan masyarakat dengan menyediakan pendidikan/pelatihan pengelolaan keuangan, perangkat (tools) manajemen uang dan waktu serta layanan konsultasi kesehatan fisik dan mental dari para profesional untuk menghemat uang dan waktu.

FFSI merupakan perusahaan yang tergabung dalam Better Business Bureau dan US Chamber of Commerce serta memiliki legal counsel yang berpengalaman 29 tahun di bidang industri direct selling dan N.etwork marketing. Jadi kalau memang bisnis FFSI ini berskema piramida atau money game, tentu perusahaan ini tidak akan terdaftar di dua lembaga tersebut. Dan memang betul, untuk pembayaran komisi e-M.LM hanya diberikan hanya sampai 4 level dan bukan endless chain. Jadi jelas tidak termasuk skema piramida (pyramid scheme).

Sedangkan program pay plan FFSI jika dilihat di situsnya http://www.ffsi.com/89862, maka FFSI memberikan tiga pilihan kepada representative. Mereka bebas memilih menjual produk dan jasa FFSI secara direct marketing, affiliate marketing atau N.etwork marketing (e-M.LM). Jadi jika dikatakan bisnis FFSI adalah e-M.LM saja, tidaklah tepat.

Selama ini banyak orang yang salah paham dengan produk dan jasa yang dipasarkan bisnis ini. Mereka menganggap biaya keanggotaan yang mereka keluarkan itu hanya untuk sebuah materi pelatihan berbentuk e- books. Padahal sebenarnya seseorang yang membeli membership atau keanggotaan FFSI, berhak mendapatkan produk dan jasa antara lain berupa: "The Art of Achieving F.inancial F.reedom" e-Course karya Kelly Reese; web conference; perangkat manajemen keuangan atau money tools (software d.ebt Elimination Avalanche System, Financial Planning Calculator, Electronic Budget); perangkat manajemen waktu atau time tools (software Task Manager, Project Manager, Appointment Manager, Contact Manager); 24 hours Nurse Advice Line; Health Information Library; dan Medical Record Storage.

Di samping itu, mereka juga mendapatkan layanan konsultasi kesehatan e-Doctor. Dalam layanan ini, seseorang bisa berkonsultasi melalui e- mail dengan dokter-dokter di Amerika yang tergabung dalam American Board of Medical Specialities. Cocok bagi orang Indonesia yang ingin memperoleh second opinion dari sumber terpercaya tanpa harus membuang waktu dan uang untuk terbang ke Amerika. Selain itu, mereka juga bisa menyertakan foto luka atau hasil rontgen untuk keperluan diagnosa.

Bukan hanya kesehatan fisik saja yang diperhatikan. Kesehatan mental juga mendapat perhatian penuh melalui layanan konseling yang disediakan FFSI. Masalah yang dikonsultasikan dengan para profesional berpengalaman ini bisa bermacam-macam. Misalnya masalah di dalam rumah atau kantor; melepaskan diri dari ketergantungan obat- obatan terlarang, alkohol atau rokok; gangguan emosional; dan lain- lain.

Seperti layaknya produk dan jasa yang dijual melalui internet lainnya, FFSI juga memberikan masa uji coba 10 hari bagi para anggota. Jika telah mengevaluasi selama batas waktu yang diberikan dan ternyata anggota yang baru bergabung tidak tertarik maka FFSI akan mengembalikan uang mereka 100%. Jadi, bisnis ini sendiri telah menjalankan aturan yang seharusnya, seperti perihal masa uji coba yang diuraikan Amalia. Sedangkan mengenai mahal atau tidak, terpakai atau tidak produk dan jasanya, seperti yang Amalia ungkapkan hal tersebut relatif bagi masing-masing orang.

(Untuk bergabung uji coba 10 hari, silakan melalui link http://www.ffsi.com/89862 scroll ke bawah, dan klik pada icon di kanan paling bawah)

Khusus untuk menjual keanggotaan FFSI ini saya menciptakan sistem marketing sendiri yang saya sebut "Elite Marketing System". Dalam sistem ini saya memberikan "30 Days Training" yang saya berikan kepada anggota Elite Team -komunitas anggota FFSI yang bergabung dalam sistem yang saya buat- dan ini bukanlah merupakan bagian dari produk dan jasa FFSI yang dijual. Materi pelatihan "30 Days Training" merupakan bonus atau hadiah yang saya berikan gratis khusus bagi anggota Elite Team. "30 Days Training" ini berisi materi pelatihan tentang internet marketing secara detil yang dikirim melalui e-mail. Misalnya bagaimana cara berpromosi melalui internet, bagaimana meningkatkan arus pengunjung ke situs kita, bagaimana strategi bidding di Google, dll. Karena sebenarnya, seseorang tidak cukup hanya memiliki situs dan berharap pengunjung datang dengan sendirinya. Dan bila mau, anggota bisa saja menerapkan ilmu dalam pelatihan '30 Days Training' tersebut pada bisnis lainnya, misalnya pada affiliate program.

Jika melihat uraian produk dan jasa FFSI di atas, maka jelas tidak benar bila seseorang beranggapan bahwa FFSI tidak ada produknya sama sekali seperti anggapan banyak orang selama ini. Dalam dunia marketing kita tahu ada produk yang dipasarkan yang berbentuk 'tangible' dan 'intangible'. FFSI merupakan sebuah perusahaan yang memasarkan 'intangible product'.

Lebih lanjut, Amalia E. Maulana juga telah menerangkan dengan jelas mengenai spamming. Dan memang benar, baik saya maupun FFSI melarang keras tindakan ini. Dan bagi yang melanggar akan dikenakan sanksi dikeluarkan dari keanggotaan Elite Team dan FFSI, kehilangan segala komisi dan tidak bisa mengklaim meminta pengembalian uang. Bagaimanapun internet adalah jantung dari bisnis ini.

Tetapi walaupun sudah memberi peringatan keras, saya akui pada praktek di lapangan sulit mengontrolnya jika tanpa bantuan laporan dari masyakarat. Karena itu saya akan merasa berterima kasih jika masyarakat membantu melaporkan anggota Elite Team yang melakukan spam melalui e-mail admin@eliteteammarketing.com, berikut bukti e- mail spam-nya.

Tetapi sebelum mengatakan seseorang melakukan spamming, perlu dikenali dulu apa yang dimaksud dengan spam. Spam didefinisikan sebagai e-mail komersial yang tidak diinginkan (unsolicited commercial e-mail). Artinya pengiriman segala pesan e-mail kepada orang-orang yang tidak dikenal secara pribadi oleh seseorang adalah spam, kecuali itu merupakan respon spesifik atas permintaan informasi. Maksudnya jika seseorang datang ke sebuah website dan meminta informasi, kemudian pemilik website memberikan informasi maka e-mail itu tidak bisa disebut spam. Karena sering kali banyak orang mengeluh dikirimi spam, padahal ia sendiri yang meminta informasi tersebut.

Jadi bisa disimpulkan bahwa pertama, masa depan internet marketing sangat cerah dan dapat mendorong penetrasi internet, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat serta mengembangkan UKM Indonesia ke mancanegara. Kedua, internet marketing dapat dimanfaatkan oleh siapa saja, tak terbatas pada perusahaan besar. Tetapi juga bisa dijalankan oleh UKM dan individual. Ketiga, ada berbagai jenis bisnis online yang bisa dijalankan. Di antaranya, affiliate program, blogging dan e-N.etwork marketing. Keempat, bisnis e-N.etwork marketing FFSI yang saya jalankan bukan berskema piramid. Seperti yang diuraikan Amalia E. Maulana komisi dibayarkan hanya sampai 4 level saja, dan bukannya endless chain. Kelima, tidak benar bahwa bisnis FFSI tidak memiliki produk dan jasa. Dan biaya keanggotaan yang dikeluarkan bukanlah untuk mendapatkan e-books materi pelatihan. Materi pelatihan diberikan secara gratis. Selain itu kami memberikan masa waktu uji coba selama 10 hari bagi anggota yang baru bergabung. Keenam, sudah jelas peraturan Elite Team dan FFSI mengenai larangan spamming. Untuk itu kami memohon bantuan laporan dari masyarakat jika ada anggota yang melanggarnya dengan disertai bukti e-mail spam-nya. Terakhir, saya merasa bangga dan berterimakasih bisnis saya dianalisa secara tajam dan cerdas oleh seorang kandidat Ph.D dari universitas ternama di Australia. :-)

Semoga saja dengan maraknya pemberitaan seputar internet marketing ini, justru bisa mendorong penetrasi internet di Indonesia serta menumbuhkan minat masyarakat dan UKM untuk mengembangkan usahanya secara global.

Anne Ahira CEO of Asian Brain, LLC (Limited Liability Company)
and PT. Asian Brain Internet Marketing Center

0 komentar: